Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Menarik Beberapa Pembeli Dekati $2.700, Pedagang Bersiap untuk Keputusan Suku Bunga The Fed
- Harga emas pemulihan ke sekitar $2.690 di sesi Asia hari Jumat, naik 42% pada hari itu.
- Permintaan emas dan risiko geopolitik dapat mendukung harga Emas.
- Sikap hati-hati The Fed akibat kebijakan tarif Trump dapat memberikan tekanan pada Emas berdenominasi USD.
Harga emas (XAU/USD) memulihkan beberapa penurunan ke sekitar $2.690 selama jam perdagangan sesi Asia pada hari Jumat setelah mundur dari level tertinggi lima minggu di sesi sebelumnya. Seluruh fokus akan tertuju pada keputusan suku bunga Federal Reserve AS (The Fed) minggu depan.
Pembelian emas oleh bank-bank sentral, termasuk People's Bank of China (PBoC) dapat memberikan dukungan pada logam mulia. Bank sentral Tiongkok melanjutkan pembelian emas di bulan November setelah jeda selama enam bulan, meningkatkan cadangannya menjadi 72,96 juta ons troi. Langkah ini dilakukan ketika Beijing memberi sinyal pergeseran ke kebijakan moneter yang "cukup longgar", dengan rencana pendekatan fiskal yang lebih proaktif pada tahun 2024. Analis Goldman Sachs mencatat bahwa People's Bank of China (PBoC) "bahkan dapat meningkatkan permintaan Emas selama periode pelemahan mata uang lokal untuk meningkatkan kepercayaan terhadap mata uang mereka."
Selain itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dapat meningkatkan arus permintaan safe haven, sehingga menguntungkan logam mulia. Reuters melaporkan bahwa sebuah serangan Israel menewaskan sedikitnya 30 orang Palestina dan melukai 50 orang lainnya yang sedang berlindung di sebuah kantor pos di Jalur Gaza, sehingga jumlah korban tewas pada hari Kamis di daerah kantung tersebut menjadi 66 orang.
Di sisi lain, spekulasi bahwa kebijakan tarif Presiden AS terpilih Donald Trump dapat mendorong inflasi dapat meyakinkan The Fed untuk mengambil sikap yang lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga. Hal ini, pada gilirannya, dapat menjadi penghalang bagi aset-aset yang tidak berimbal hasil seperti emas. Menurut Alat FedWatch dari CME Group, para pedagang saat ini memprakirakan hampir 96,4% peluang bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan bulan Desember.
Gold Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.