Emas Naik saat Dolar AS dan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS Turun
- Pembalikan Emas dari tertinggi minggu lalu menemukan beberapa support karena Dolar AS melemah.
- Imbal hasil AS yang lebih rendah dan Dolar yang lebih lemah dapat memberikan dukungan kepada Emas saat pasar bersiap menghadapi keputusan suku bunga The Fed.
- XAU/USD masih berada di bawah tekanan, sangat dekat dengan area support $2.635.
Emas (XAU/USD) membuka pekan ini dengan nada yang cukup positif, didukung oleh pembalikan Dolar AS (USD) yang ringan di tengah imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah. Namun, logam mulia ini masih dekat terendah baru-baru ini menyusul sell-off 2,5% akhir pekan lalu.
Imbal hasil obligasi AS turun pada hari Senin setelah rally tajam minggu lalu, menghapus beberapa tekanan bullish baru-baru ini terhadap Dolar AS. Para investor tampaknya berhati-hati dalam menempatkan posisi Dolar AS karena mereka bersiap-siap menghadapi keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang sangat penting pada hari Rabu.
Pasar hampir sepenuhnya memprakirakan penurunan suku bunga, tetapi hanya pelonggaran bertahap tahun depan. Ini, ditambah dengan ekspektasi bahwa kebijakan-kebijakan Donald Trump akan meningkatkan tekanan inflasi, bertindak sebagai pendorong bagi Dolar AS.
Intisari Penggerak Pasar Harian: Emas Mendapat Dukungan di Tengah Ketegangan Geopolitik yang Sedang Berlangsung
- Emas mengalami penurunan karena ekspektasi siklus pelonggaran The Fed yang dangkal, namun terus mendapatkan dukungan dari situasi yang sangat volatil di Timur Tengah.
- Israel terus menyerang target-target militer di Suriah dan mempertimbangkan perluasan pemukiman Dataran Tinggi Golan, yang telah mendapat tentangan dari Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
- Dalam kalender ekonomi hari Senin, IMP Pendahuluan S&P AS diprakirakan akan menunjukkan kontraksi moderat pada aktivitas manufaktur dan pertumbuhan yang lebih lambat di sektor jasa.
- Indeks Manufaktur NY Empire State juga diprakirakan memburuk ke 12 di bulan Desember, dari 31,2 di bulan sebelumnya.
- Namun, dampak data ini terhadap Dolar kemungkinan akan terbatas menjelang keputusan The Fed pada hari Rabu.
- Fed Watch Tool dari CME Group menunjukkan peluang 97% bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu. Namun, untuk tahun 2025, pasar memprakirakan hanya ada dua penurunan suku bunga lagi, lebih sedikit dari tiga penurunan suku bunga yang terlihat sebelumnya bulan ini.
Analisis Teknis: XAU/USD Masih Berada di Bawah Tekanan Bearish
Rally Emas dibatasi lagi di area resistance $2.720 minggu lalu sebelum diperdagangkan lebih rendah. Potensi double top pada level tersebut dan candle bearish engulfing pada hari Kamis memberikan harapan kepada para penjual.
Area support di $2.635 menahan upaya penurunan, namun komoditas ini tidak memiliki momentum ke atas. Bekas support di $2.675 dapat bertindak sebagai resistance sebelum level $2.692 (tertinggi 12 Desember).
Di sisi bawah, di bawah terendah 9 Desember di sekitar $2,630, target bearish berikutnya adalah terendah 25, 26 November dan 6 Desember di sekitar $2,610.
Grafik 4 Jam XAU/USD
Pertanyaan Umum Seputar Emas
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.