Spread dan ketentuan terbaik kami

Harga emas melambung melewati angka $3.000 dan mencapai rekor tertinggi $3.038 pada hari Selasa di tengah ketidakpastian mengenai tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan diberlakukan pada 2 April, sementara para pedagang mengamati keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (Fed). XAU/USD diperdagangkan pada $3.037, naik sebesar 1,20%.
Selera risiko tetap menurun, meskipun pembicaraan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin meredakan sebagian stres para pedagang dengan yang terakhir setuju untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi Ukraina selama 30 hari, menurut Reuters. Namun, rally Bullion terus berlanjut dengan logam mulia ini memperoleh lebih dari 15% tahun ini sejauh ini.
Permusuhan di Timur Tengah antara Israel dan Hamas memicu kenaikan pada XAU/USD, karena serangan Israel menewaskan lebih dari 400 orang di Gaza, mengancam gencatan senjata selama dua bulan, ungkap Reuters.
Dari segi data, jadwal ekonomi AS mengungkapkan bahwa Produksi Industri meningkat pada bulan Februari. Sebaliknya, data perumahan campur aduk, dengan Izin Mendirikan Bangunan jatuh tajam, sementara Perumahan Baru melonjak tajam, ungkap Biro Sensus AS.
Menurut Alat FedWatch CME, para pedagang memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu. Namun, mereka melihat hampir 66% kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Juni.
Sementara itu, Bullion terus naik, didukung oleh turunnya imbal hasil Treasury AS dan Dolar AS yang lebih lemah. Imbal hasil T-note 10 tahun AS turun satu basis poin menjadi 4,183%. Pada saat yang sama, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja dolar terhadap sekeranjang enam mata uang, turun 0,17% menjadi 103,23.
Harga emas memiliki bias naik, siap untuk menantang harga yang lebih tinggi di atas level tertinggi tahun ini yang saat ini sebesar $3.038. Jika para pembeli berhasil melewati level tersebut, mereka dapat menguji angka $3.050 dan $3.100. Perlu dicatat bahwa Relative Strength Index (RSI) berada dalam kondisi jenuh beli. Namun, kekuatan tren menunjukkan bahwa pembacaan "paling ekstrem" akan berada di 80; oleh karena itu XAU/USD dapat terus bergerak lebih tinggi.
Sebaliknya, jika Bullion jatuh di bawah $3.000, support pertama akan berada di level tertinggi harian 20 Februari di $2.954, diikuti oleh level $2.900.
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.